Kamis, 28 Maret 2013

Anda dapat mengetahui seseorang berbohong atau tidak dengan melihat matanya

Beberapa orang memiliki kemampuan untuk menipu orang lain dengan mudah. Namun, saat seseorang berbohong, biasanya bisa dilihat dari fisiknya. Salah satunya adalah dengan mengamati mata lawan bicara Anda. Mengapa demikian?
Ketika menjawab pertanyaan dan bola mata orang tersebut bergerak ke arah kiri kemungkinan jawabannya jujur. Sedangkan bila bergerak ke arah kanan kemungkinan orang itu sedang mengatakan sesuatu yang bohong atau berbohong. Hal ini karena bagian otak kiri berfungsi sebagai Auditory Memory, sedangkan otak kanan untuk kreatifitas. Maka bila bola mata ke kiri, berarti dia berusaha mengingat sedangkan sebaliknya jika bola mata ke arah kanan berarti dia sedang menyusun atau menggambarkan sesuatu sebagai jawaban yang lain. Hal ini karena bagian kreatifitasnya sedang bekerja untuk mengarang suatu cerita bohong.
Ciri fisik lainnya ketika seseorang sedang berbohong antara lain:
  • Badan berkeringat.
  • Napas mulai berat.
  • Nada suara berbeda seperti meninggi atau monoton.
  • Badan dan wajah terlihat kaku khususnya bagian dahi dan bibir.
  • Tangan banyak bergerak misalnya memegang sesuatu, saling menggosok-gosokkan tangan, menggosok hidung, atau menutup mulut.
  • Si pembohong tanpa disadari akan meletakkan benda-benda seperti cangkir, kertas, bolpen, atau benda lain sebagai pembatas.
Coba ubah topik pembicaraan, jika ekspresinya terlihat lega, berarti ia sedang berbohong. Namun jika ia mengembalikan ke topik semula, berarti ia sedang berkata jujur.
 
semoga semua ini dapat bermanfa'at bagi para pembaca ^^
           Di kutip dari :kumpulan.info

Rabu, 16 Januari 2013

Sedikit Info Tentang Berbicara CIYUS?



1.       Ini kata dokter Jiwa Kalau Keseringan bilangCiyus Miapah”
detikHealth.com Hati-hati,dokter jiwa punya komentar bagi yang suka latah, ikut-ikutan tanpa tahu apa makna nya Ciyus Miapah?
                Beberapa orang memang kelihatan imut saat mempelesetkan ungkapan ‘serius demi apa’ Jadi ‘Ciyus Miapah’ karena kelihatan keren, banyak yang kemudian ikut-ikutan dan sekarang mudah sekali menemukan ornag bilang ‘Ciyus Miapah’ di berbagai tempat.
                Kecenderungan untuk ikut-ikutan,kadang tanpa tahu makna nya sering di labeli dengan istilah ‘alay’ yang konon singkatan dari anak layangan. Sama seperti ‘ciyus miapah’ sebenar nya ,istilah alay sendiri  juga produk ikut-ikutan karena tidak jellas apa makna nya.
                Terkait hal itu, dr Suzy Yusna Dewi, SpKJ(K) dari RS jiwa soeharto Heerdjan Grogol punya komentar sendiri.
                ”Jika bangga dengan predikat alay itu y6ang kritis identitas karena ia tidak bisa menentukan pilihan,jadi hanya sekedar mengikuti mainstream supaya diakui teman-teman”kata dr Suzy yang bidang spesialisasinya adalah psikiatri anak dan remaja,seperti di tulis detikhealth,Rabu (24/10/2012)
                Memang berlebihan untuk di katakan gangguan jiwa ,namun kisis identitas bisa memicu kerentanan untuk mengalami nya. Terlebih para remaja yang mengalami krisis identitas umumnya memiliki masalah dengan latar belakang emosional,misalnya mudah cemas dan tidak percaya diri.
                Remaja yang mengalami krisis identitas cenderung lebih labil, mudah ikut-ikutan dan mudah terpengaruh oleh lingkungan.  Meski tidak selalu menjadi gangguan jiwa berat seperti  skizofrenia, faktor risiko ini bisa memicu gangguan jiwa lainnya seperti  gangguan emosi maupun tingkah laku. Tawuran adalah salah satu contoh konkretnya.
                (up/vit)